Perbedaan LiDAR dan Fotogrametri dalam Pembuatan Model Point Cloud: Mana yang Lebih Akurat dan Efektif?

Teknik LiDAR (Light Detection and Ranging) dan fotogrametri adalah dua teknik yang umum digunakan dalam pemetaan dan pengambilan data geospasial, seperti model 3D point cloud. Keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing dalam menghasilkan data yang akurat dan detail. Berikut adalah beberapa perbedaan antara teknik LiDAR dan fotogrametri:

Prinsip kerja
Lidar (Light Detection and Ranging) adalah metode pemetaan yang menggunakan sinar laser yang dipancarkan dari pesawat atau drone untuk memindai permukaan bumi. Saat laser memantul pada objek, gelombang yang dipantulkan akan diterima oleh sensor, kemudian diolah menjadi titik-titik 3D yang kemudian dibentuk menjadi citra digital. Teknik lidar mampu menghasilkan data dengan tingkat akurasi yang tinggi dan detail yang sangat baik. Metode ini sangat berguna dalam pemetaan permukaan bumi, pengukuran ketinggian, dan pemetaan bangunan dan struktur.

Fotogrametri, di sisi lain, menggunakan prinsip pengambilan foto dari sudut yang berbeda-beda untuk menghasilkan data 3D. Metode ini umumnya menggunakan pesawat atau drone untuk mengambil serangkaian foto dari objek yang akan dipetakan. Dari serangkaian foto ini, perangkat lunak khusus akan menghasilkan data titik 3D dengan menggunakan teknik stereo fotogrametri. Fotogrametri memiliki keuntungan dalam hal waktu, biaya, dan kemampuan untuk mengumpulkan data pada area yang lebih luas daripada teknik lidar. Namun, tingkat akurasi yang dihasilkan cenderung lebih rendah daripada teknik lidar, terutama pada objek yang kompleks seperti bangunan atau permukaan yang tidak rata.

Akurasi
Teknik LiDAR biasanya lebih akurat dalam mengukur jarak dan permukaan, terutama dalam kondisi yang kurang terang atau gelap. Sedangkan fotogrametri dapat menghasilkan data dengan akurasi yang tinggi jika menggunakan kamera berkualitas tinggi dan kondisi pencahayaan yang baik. Untuk teknik LiDAR , akurasi dapat mencapai sekitar 1-10 cm. Akurasi ini dapat berbeda tergantung pada kualitas sensor, kepadatan titik, dan kualitas perekaman data. Sementara itu, untuk teknik fotogrametri, akurasi dapat mencapai 5-20 cm. Kualitas akurasi ini tergantung pada banyak faktor, termasuk kualitas gambar, posisi kamera, resolusi gambar, dan teknik pemrosesan data.

Biaya dan kecepatan pengambilan data
Teknik LiDAR biasanya lebih mahal dan memakan waktu lebih lama dalam pengambilan data. Hal ini karena cahaya laser akan ditembakkan dan ditangkap satu per satu, sambil berputar 360 derajat. Sedangkan fotogrametri dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah dan waktu yang lebih singkat, apalagi jika menggunakan kamera 360.

Penggunaan
Teknik LiDAR biasanya digunakan untuk memetakan area yang sulit dijangkau seperti kawasan hutan atau pegunungan, serta untuk memetakan detail permukaan seperti kontur dan elevasi. Sementara itu, fotogrametri lebih cocok untuk memetakan area yang lebih luas seperti kota atau wilayah agraris.

Dalam penggunaan untuk renovasi rumah, teknik LiDAR dan fotogrametri dapat digunakan untuk mengambil data yang akurat tentang dimensi dan detail rumah yang akan direnovasi. Data ini dapat digunakan untuk membuat model 3D dan membuat perencanaan renovasi yang lebih akurat.